Sunday 18 October 2015

Sudut Pandang Pengambilan Gambar

a)    Bird Eye
Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri. Biasanya sudut pengmbilan gambar ini digunakan untuk menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek (HI), elemen apa saja yang ada disekitar objek, dan pemberian kesan perbandingan antara overview (keseluruhan)lingkungan dengan POI (Point Of Interest).

b)    High Angle
Pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.

c)    Eye Level
Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar /  sama seperti mata memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut pemotretan ini juga dimaksudkan untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang lebih rendah dari pada kita missal, anak – anak.

d)    Low Angle
Pemotretan dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bagunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namu, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan dan anggun.

e)    Frog Eye
Sudut penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di dasar bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya memotret seperti ini dilakukan dalam peperangan dan untuk memotret flora dan fauna.

Ukuran Bidang Pengambilan Gambar

1.                   ELS (Extreme Long Shot) : Shot dari jarak sangat jauh dan menyajikan bidang yang sangat luas, kamera mengambil objek secara menyeluruh. Objek utama terlihat sangat kecil dan latar belakang terlihat sangat dominan.

2.                   LS (Long Shot) : Shot yang juga sangat jauh, bidang yang diambil lebih dekat daripada ELS, namun tetap objek utama masih terlihat terlalu kecil dibandingkat latar keseluruhan.

3.                   MLS (Medium Long Shot) : Lebih dekat daripada ELS dan LS. Manusia biasanya ditampakkan dari atas pinggang sampai atas kepala dalam shot ini. Latar belakang dan objek utama pun juga nampak sebanding.

4.                    MS (Medium Shot) : pergerakan camera yang menampilkan objek dari lulut sampai kepala objek. Ini digunakan untuk Menampakkan gesture.

5.                   MCU (Medium Close Up) : Shot sangat dekat, objek diperlihatkan dari bagian dada hingga atas kepala. MCU ini paling sering digunakan dalam dunia perfilman.

6.                   CU (Close Up) : Shot teramat dekat. Objek menjadi titik perhatian utama dalam shot ini dan latar belakang terlihat kurang dominan. Manusia biasanya ditampilkan pada bagian bahu hingga atas kepala.

7.                   BCU (Big Close Up) : Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Objek mengisi layar secara menyeluruh dan sangat terlihat detilnya.

8.                   ECU (Extreme Close Up) : Shot yang menampilkan bagian tertentu objek dengan sangat detil memenuhi layar.

Friday 25 September 2015

Tata Cahaya dalam Fotografi

1.       Pengertian Tata Cahaya
Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu pementasan.
2.       Prinsip Dasar Tata Cahaya
Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back Light

a. Key Light

Pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.Fill Light

b. Fill light

Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilangkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.

c. Back Light

Pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.
3.       Fungsi Tata Cahaya
Tata cahaya yang hadir di atas panggung dan menyinari semua objek sesungguhnya menghadirkan kemungkinan bagi sutradara, aktor, dan penonton untuk saling melihat dan berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran yang jelas kepada penonton tentang segala sesuatu yang akan dikomunikasikan. Dengan cahaya, sutradara dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang bisa dikerjakan bekaitan dengan peran tata cahaya tetapi fungsi dasar tata cahaya ada empat, yaitu penerangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir (Mark Carpenter, 1988).

1.       Penerangan.
Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain dan setiap objek yang ada di atas panggung. Istilah penerangan dalam tata cahaya panggung bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat tetapi memberi penerangan bagian tertentu dengan intensitas tertentu. Tidak semua area di atas panggung memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur dengan tujuan dan maksud tertentu sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan melalui laku aktor di atas pentas.

2.       Dimensi.
 Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu perspektif tata panggung. Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang sama maka gambar yang akan tertangkap oleh mata penonton menjadi datar. Dengan pengaturan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang maka dimensi objek akan muncul.


3.       Pemilihan. 
Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang hendak disinari. Jika dalam film dan televisi sutradara dapat memilih adeganmenggunakan kamera maka sutradara panggung melakukannya dengan cahaya. Dalam pementasan tertentu, penonton secara normal dapat melihat seluruh area panggung, untuk memberikan fokus perhatian pada area atau aksi tertentu sutradara memanfaatkan cahaya. Pemilihan ini tidak hanya berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi para aktor di atas pentas serta keindahan tata panggung yang dihadirkan.

4.       Atmosfir. 
Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam peristiwa lakon.Tata cahaya mampu menghadirkan suasana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya teknologi pencahayaan panggung, efek lampu dapat diciptakan untuk menirukan cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari pagi berbeda dengan siang hari. Sinar mentari pagi membawa kehangatan sedangkan sinar mentari siang hari terasa panas. Inilah gambaran suasana dan emosi yang dapat dimunculkan oleh tata cahaya
Keempat fungsi pokok tata cahaya di atas tidak berdiri sendiri. Artinya, masing-masing fungsi memiliki interaksi (saling mempengaruhi). Fungsi penerangan dilakukan dengan memilih area tertentu untuk memberikan gambaran dimensional objek, suasana, dan emosi peristiwa. Gambar berikut memperlihatkan interaksi fungsi pokok tata cahaya.



Selain keempat fungsi pokok di atas, tata cahaya memiliki fungsi pendukung yang dikembangkan secara berlainan oleh masing-masing ahli tata cahaya. Beberapa fungsi pendukung yang dapat ditemukan dalam tata cahaya adalah sebagai berikut.
1.       Gerak.
 Tata cahaya tidaklah statis. Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan berpindah dari area satu ke area lain, dari objek satu ke objek lain. Gerak perpindahan cahaya ini mengalir sehingga kadang-kadang perubahannya disadari oleh penonton dan kadang tidak. Jika perpindahan cahaya bergerak dari aktor satu ke aktor lain dalam area yang berbeda, penonton dapat melihatnya dengan jelas. Tetapi pergantian cahaya dalam satu area ketika adegan tengah berlangsung terkadang tidak secara langsung disadari. Tanpa sadar penonton dibawa ke dalam suasana yang berbeda melalui perubahan cahaya.
2.       Gaya. 
Cahaya dapat menunjukkan gaya pementasan yang sedang dilakonkan. Gaya realis atau naturalis yang mensyaratkan detil kenyataan mengharuskan tata cahaya mengikuti cahaya alami seperti matahari, bulan atau lampu meja. Dalam gaya Surealis tata cahaya diproyeksikan untuk menyajikan imajinasi atau fantasi di luar kenyataan seharihari. Dalam pementasan komedi atau dagelan tata cahaya membutuhkan tingkat penerangan yang tinggi sehingga setiap gerak lucu yang dilakukan oleh aktor dapat tertangkap jelas oleh penonton.
3.       Komposisi.
 Cahaya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan lukisan panggung melalui tatanan warna yang dihasilkannya.
4.       Penekanan. 
Tata cahaya dapat memberikan penekanan tertentu pada adegan atau objek yang dinginkan. Penggunaan warna serta intensitas dapat menarik perhatian penonton sehingga membantu pesan yang hendak disampaikan. Sebuah bagian bangunan yang tinggi yang senantiasa disinari cahaya sepanjang pertunjukan akan menarik perhatian penonton dan menimbulkan pertanyaan sehingga membuat penonton menyelidiki maksud dari hal tersebut.
5.       Pemberian tanda. 
Cahaya berfungsi untuk memberi tanda selama pertunjukan berlangsung. Misalnya,  fade out untuk mengakhiri sebuah adegan, fade in untuk memulai adegan dan black out sebagai akhir dari cerita. Dalam pementasan teater tradisional, black out biasanya digunakan sebagai tanda ganti adegan diiringi dengan pergantian set

4.       Peralatan Tata Cahaya
Kerja tata cahaya adalah kerja pengaturan sinar di atas pentas. Kecakapan dalam mendisitribusi cahaya ke atas pentas sangat dibutuhkan. Dengan peralatan tata cahaya, kontrol atau kendali atas distribusi cahaya itu dikerjakan. Penata cahaya perlu mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan kualitas cahaya serta gerak arus cahaya. Semua kendali itu bisa dimungkinkan karena adanya peralatan tata cahaya yang memang dirancang untuk tujuan tersebut. Penguasaan peralatan wajib dipelajari oleh penata cahaya.

a.       Bohlam

Bohlam (bulb, lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri atas envelope, filament, dan base (Gb.204). Envelope adalah cangkang yang terbuat dari gelas kaca atau kwarsa untuk melindungi komponen dari udara dan mencegahnya dari kebakaran.



Gb.204 Bohlam

Filament merupakan komponen yang mengubah panas listrik menjadi cahaya. Ukuran dan bentuknya bermacam-macam disesuaikan dengan ketahanan panas dan hasil cahaya yang dinginkan. Karena filament menghasilkan cahaya dari panas maka ia juga menjadi lemah karena panas sehingga mudah rusak. Oleh karena itu pemasangan dan pelepasan bohlam hendaknya dilakukan dengan hati-hati apalagi ketika kondisinya sedang menyala. Base, adalah dasaran untuk meletakkan bohlam pada dudukan yang sesuai dan merupakan komponen yang menghubungkan filament dengan arus listrik. Jenis dan bentuk base berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan dudukan yang disediakan pada masing-masing jenis dan merk lampu dari pabrikan tertentu.






Gambar di atas memperlihatkan aneka ragam bentuk bohlam. Hampir semua bohlam dibuat terpisah dengan reflektornya tetapi pada lampu PAR bohlam dibuat satu unit dengan reflektor dan lensa sehingga jika bohlam mati maka semua unit komponennya harus diganti. Pada dasarnya jenis bohlam lampu panggung ada tiga yaitu; tungsten, tungsten-halogen, dan discharge. Tungsten digunakan untuk lampu di bawah 1000 watt. Tungsten-halogen untuk lampu 1000 watt ke atas. Sedangkan discharge adalah lampu yang hanya bisa dioperasikan secara manual seperti lampu followspot. Penggunaan jenis bohlam ini didasari pada ketahanan material menahan panas tinggi dalam kurun waktu yang lama. Karena bekerja dengan panas, maka kualitas bohlam menurun seiring penggunaan waktu dan batas waktu hidupnya (lifetime) telah ditentukan (terbatas).

b.     Reflektor dan Refleksi

Untuk memancarkan cahaya dari bohlam ke objek yang disinari dibutuhkan reflektor. Cahaya yang hanya berasal dari bohlam sinarnya kurang kuat dan tidak terarah pancarannya. Dengan reflektor maka pancaran cahaya yang berasal dari bohlam dapat ditingkatkan, diatur, dan diarahkan. Lampu panggung menggunakan tiga jenis reflektor yaitu; ellipsoidal, spherical, dan parabolic. Reflektor ellipsoidal berbentuk lengkungan setengah elips (lonjong) yang mengelilingi lampu sehingga mencipatkan efek pancaran tiga dimensi. Jarak masing-masing sisinya terhadap sumber cahaya tetap. Karena bentuknya tersebut cahaya yang dihasilkan oleh reflektor ellipsoidal memiliki dua focal point (tittik temu fokus cahaya). Focal point 1 berasal dari titik fokus sumber cahaya (bohlam) kemudian memantul kembali ke reflektor yang hasil refleksinya membentuk titik focal point 2 baru kemudian menyebar (Gb.206). 


Gb.206 Reflektor elipsoidal

 Reflektor spherical memiliki bentuk sisi yang membulat. Jenis reflektor ini memancarkan seluruh cahaya langsung dari titik focal point ke reflektor yang merefleksikannya kembali melalui focal point tersebut sebelum memencar. Jika dibuat garis lingkaran imajiner maka panjang cahaya yang ditempuh masing-masing garis cahaya adalah sama. Gambar 207 memperlihatkan refleksi cahaya melalui reflektor spherical.



Gb.207 Reflektor spherical

Reflektor parabolic memiliki bentuk sisi parabola. Reflektor jenis ini merefleksikan cahaya langsung dari atau melalui focal point kemudian menyebar secara paralel membentuk cahaya yang diameternya hampir sama dengan diameter reflektor (Gb.208). Dengan demikian, diameter cahaya yang dihasilkan sangat tergantung dengan diameter reflektor. Contoh lampu sehari-hari yang menggu-nakan reflektor parabolic adalah lampu senter.



Gb.208 Refleksi prabolic

Selain refleksi yang dihasilkan melalui reflektor, cahaya juga akan mengalami refleksi setelah menyentuh objek penyinaran. Refleksi cahaya yang memantul setelah mengenai objek dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu specular, diffuse, spread, dan mixed. Refleksi specular (seperti cermin) memantulkan arah cahaya tanpa mengubah besaran cahaya alami dari sumbernya (Gb.209). 


Gb.209 Refleksi specular

Refleksi diffuse terjadi ketika cahaya yang mengenai permukaan objek memantul dengan pendar yang merata ke segala arah (Gb.210). Contoh dari refleksi diffuse adalah ketika cahaya diarahkan ke sebuah lukisan dua dimensi.



Gb.210 Refleksi diffuse

Refleksi spread sama seperti refleksi diffuse tetapi persentase masing­masing garis cahaya tidak sama. Cahaya yang mengenai objek dengan intensitas lebih tinggi garis cahayanya akan memendar dan direfleksikan lebih panjang dari yang lain (Gb.211).  Contoh refleksi spread adalah ketika cahaya mengenai gumpalan aluminium foil.


Gb.211 Refleksi spread

Refleksi mixed, merupakan refleksi campuran dari diffuse dan specular. Beberapa garis cahaya dipendarkan secara merata ke segala penjuru arah tetapi sebagian garis cahaya dipantulkan seperti cermin (Gb.212). Contoh refleksi mixed adalah ketika cahaya menyinari gagang pintu dari logam, jam tangan emas, atau lantai kayu yang mengkilat.

Gb.212 Refleksi mixed

5.       Warna Cahaya
1.       TEMPERATUR WARNA (color temperature)
 -Tungsten 3600˚K warna yang ditimbulkan ke cenderung kekuningan (YELLOWISH)
 - Flourencent 4200˚K warna yang ditimbulkan ke cenderung kehijauan (GREENISH)
- Daylight 5600˚K warna yang ditimbulkan kecendrung kebiruan (BLUISH)
 Sehingga untuk mendapati warna yang tepat kita butuh konversi antara sumber cahaya dengan jenis bahan baku hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan FILTER CONVERTION atau dalam teknik kamera dipergunakan WHITE BALANCE.
2.       ASPEK-ASPEK UNTUK PERHITUNGAN WARNA YANG BAIK
- HUE adalah predominasi dari sensasionalitas warna, antara warna merah, warna kuning, warna biru. Warna yang normal diharapkan netral atau achromatic.
 - SATURATION adalah kestabilan warna dari nilai pudar sehingga warna menjadi murni atau tepat dan tidak pudar. Atau biasa disebut chroma, intensity atau purity.
- BRIGHTNESS adalah bentuk secara luas dari kuantitas cahaya yang diterima subjek.
3.        KARAKTER PENCAHAYAAN
A.      Hard Light
Perbandingan intensitas antara cahaya yang keras dan cahaya yang lemah cukup tinggi. Karena cahaya yang jatuh menjadi focus pada titik tertentu maka hal ini memberikan dampak pada bagian bayangan akan terlihat sangat jelas. Sehingga akan menimbulkan efek kontras yang sangat tinggi.
B.      Soft Light
Sumber cahaya yang jatuh ke permukaan subjek di buat dengan perbandingan antara cahaya yang keras dan cahaya yang lemah cukup rendah.Karena perbandingan yang sangat kecil ini cahaya menjadi rata sehingga bayangan akan terlihat halus atau tidak ada sama sekali.
4.       METODE TEKNIS PENCAHAYAAN
A. Direct Light > Sebuah metode dalam menerapkan jatuhnya sumber cahaya secara langsung di arahkan ke permukaan subjek. Dari penerapan seperti ini akan terlihat jelas arah datangnya sumber cahaya.
B. Reflected Light > Sebuah metoda dalam menerapkan jatuhnya sumber cahaya tidak secara langsung tetapi dengan mengarahkan ke bidang lain sehingga cahaya yang jatuh kepermukaan subjek adalah cahaya pantulan. Karena cahaya menjadi halus dan rata maka tidak terlihat jelas arah datangnya.
C. Difused Light > Cahaya baur terjadi ketika sinar matahari tertutup awan, berkabut atau karena debu. Dengan kata lain percampuran cahaya matahari dengan eleman alam lain yang menghasilkan cahaya matahari lembut dan tidak terlalu keras.
5.       METODE PEMANFAATAN SUMBER CAHAYA
A.      Available Light
Cahaya yang sudah ada di lokasi dengan kondisi permanen dan dimanfaatkan untuk pengambilan gambar. Kondisi putaran waktu yang mempengaruhi cahaya bisa dimanfaatkan baik malam maupun siang (Night-Day).
B.      Artificial Light
Adalah cahaya buatan yang mampu dipakai atau memang khusus dibuat untuk kebutuhan pengambilan gambar namun tidak menghilangkan kesan NATURAL.
C.      Practical Light
        Sumber cahaya yang kita dapati dari cahaya lampu meja, lampu jalanan, lampu kendaraan atau juga lampu kamar, dan di gunakan untuk keperluan pemotretan
D.      Pictorial Light
Penerapan pencahayaan dengan kesan BEAUTY ada keseimbangan antara key light, fill light, back light dan background light.
6.       LIGHTING STYLE (Gaya Pencahayaan)
A.      High Key
Perbandingan cahaya terang dan gelap kecil sehingga kontrasnya rendah.
B.      Low Key
Perbandingan cahaya terang dan gelap besar sehingga kontrasnya tinggi.
7.       LIGHTING SETTING NATURAL LIGHTING
      Natural light adalah jenis pencahayaan alam yang mana cahaya tersebut dihasilkan dari seluruh unsur alam. Unsur utama dalam pencahayaan alami bersumber pada cahaya matahari. Adapun pencahayaan matahari memiliki jam-jam tertentu yang baik untuk digunakan sebagai sumber cahaya dalam pemotretan. Untuk pagi hari antara 08.00 – 10.00 dan untuk sore hari 15.00 – matahari terbenam. Hal ini dikarenakan pada jam-jam tersebut kekuatan sinar matahari tidak terlalu kuat, dan sudut pencahayaannya pun merata. Ada beberapa jenis pencahayaan yang dihasilkan oleh sinar matahari, yaitu :
a.       Direct Light
Cahaya matahari langsung jatuh menimpa objek, berkas cahayanya kuat, terjadi kontras yang mencolok antara bagian yang terkena sinar matahari dengan yang tidak.
b.      Difused Light
Cahaya baur terjadi ketika sinar matahari tertutup awan, berkabut atau karena debu. Dengan kata lain percampuran cahaya matahari dengan eleman alam lain yang menghasilkan cahaya matahari lembut dan tidak terlalu keras.
c.       Windows Light
Masuknya cahaya matahari ke dalam ruangan di pagi hari melalui celah-celah jendela. Guratan jatuhnya cahaya sangat terlihat jelas, ini yang disebut Windows Light. Ciri yang perlu diingat dalam windows light adalah cahaya kontras yang kuat antara bayangan dengan bagian yang terkena cahaya. Objek yang terkena cahaya akan terlihat lebih menonjol.
d.      Reflected Light
Pencahayaan terjadi ketika direct light melalui permukaan tertentu atau adanya objek lainyang membantu proses pemantulan cahaya.
Kualitas dalam pencahayaan itu sendiri di pengaruhi oleh beberapa hal :
a. Keras lemahnya cahaya, sehingga berpengaruh terhadap bayangan
b. Sudut dari cahaya
c. Warna cahaya Cahaya alami adalah salah satu hal yang sangat penting untuk fotografer, dan ini GRATIS untuk semua orang di dunia.
Bagaimana memahami cahaya alami bekerja secara efektif merupakan salah satu kunci di mana kita semua dapat meningkatkan fotografi kita tanpa harus menghabiskan banyak uang untuk membeli peralatan fotografi yang mewah.
1. Sadarilah Karakteristik Perubahan Cahaya Alam
Karakteristik perubahan cahaya alami tergantung pada hari, cuaca, musim atau karena keadaan lainnya. Pada dasarnya ada jenis cahaya yang berbeda pada setiap waktu. Jenis-jenis cahaya yang berbeda akan membuat sebuah adegan (scene) yang sama terlihat sangat berbeda.
2. Jangan Lihat Cahaya Alam dalam hal “baik” atau “buruk”
Banyak dari kita yang hampir diindoktrinasi dengan ide bahwa cahaya yang baik adalah cahaya selama “jam-emas” (pagi dan sore) atau bahkan cahaya keras sekitar tengah hari umumnya dianggap sebagai cahaya terburuk. Pada kenyataannya, ini bisa sangat membatasi kreatifitas Sobat saat memotret. Cahaya “jam-emas” membuat segalanya tampak indah dan magis karena memiliki kualitas lembut dan memiliki efek seperti emas. Kesimpulannya adalah harus bisa melihat berbagai jenis cahaya alami sebagai alat. Tak satu pun dari “alat” yang baik atau buruk, benar atau salah untuk berkomunikasi melalui media fotografi.
3. Terobsesi Dengan Mengamati Cahaya
Perhatikan cahaya dalam kehidupan sehari-hari berinteraksi dengan segala sesuatu di sekitar seperti partikel debu, air, dll. Amati bagaimana perubahan cahaya ketika berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bagaimana melemparkan bayangan. Amati bagaimana fotografer menggunakan cahaya dalam pekerjaan mereka. Tujuannya tidak lain adalah untuk mendidik diri sendiri, untuk melatih mata agar mengenali skenario pencahayaan yang berbeda sehingga akhirnya dapat memprediksi jika ada beberapa skenario pencahayaan yang lebih sulit dipahami mungkin terjadi.
4. Lakukan Eksperimen
Bereksperimen tidak selalu harus mengarah pada hasil karya, Tetapi dapat membantu memahami bagaimana cahaya bekerja dalam arti yang sangat praktis. Dengan mengamati dan melihat skenario pencahayaan yang menarik maka hal itu akan terlihat dalam foto-foto. Lakukanlah eksperimen saat itu juga, jangan membuang-buang waktu untuk berfikir, cobalah untuk berbagai tingkatan eksposure dan lihat hasilnya setelah itu.


Sunday 20 September 2015

Macam-macam fungsi shapping pada CorelDraw


1.       Weld
        Berfungsi untuk menggabungkan dua buah objek. Berikut contohnya


2.       Trim
  Berfungsi untuk memotong sebuah objek menggunakan objek lain. Berikut contohnya


3.       Intersect
  Berfungsi untuk menghasilkan objek ke-3 atau objek baru dari hasil penggabungan dua buah objek. Berikut   contohnya


4.       Simplyfy
        Berfungsi sama dengan Trim, bedanya Simplyfy tidak terpengaruh oleh objek mana yang kita seleksi lebih    dulu, yang jadi patokan adalah objek. Berikut contohnya


5.       Front minus back
        Berfungsi untuk memotong objek yang ada di atas objek lain, dan objek yang memotong akan hilang secara   otomatis. Berikut contohnya



6.       Back minus front
        Berfungsi untuk memotong objek yang ada di bawah objek lain, dan objek yang memotong akan hilang         secara otomatis. Berikut contohnya


7.       Create boundary
        Berfungsi untuk membuat objek baru yang mengelilingi objek yang dipilih atau di seleksi. Berikut contohnya



~ See You ~

Friday 11 September 2015

Cerpen : Rumah dan Cahaya || Hanifah Alifiasari

   Setiap orang pasti memiliki cita-cita dan harapan. Begitu juga dengan aku dan Daffa. Fotografer adalah cita-cita yang sangat aku ingin-inginkan. Dan menjadi seorang arsitek adalah cita-cita yang paling Daffa dambakan. Untuk bisa mencapai cita-cita yang aku impikan, aku mengambil jurusan seni fotografi. Aku dan Daffa memang satu universitas, tetapi Daffa mengambil seni gambar dan bangunan. Karena pembelajarannya lebih menjurus ke arsitektur.
   Setelah masa Ospek selesai, kami pun sibuk dengan kegiatan masing-masing. Jam pelajaran pertama dimulai. Pada awal pembelajaran, masih di isi dengan perkenalan dosen dan mahasiswa. Pada akhir jam pelajaran fotografi, dosen memberikan project. Project yang aku terima adalah tentang foto seni rupa, jadi setiap mahasiswa harus bisa menghasilkan gambar tentang seni rupa yang ada di Kota Yogyakarta ini. Tak hanya tugas memotret saja, dosen juga memberikan tugas untuk membuat makalah tentang sejarah fotografi.
    Hari ini adalah hari libur, aku ingin mengisi hari ini untuk membuat project yang dosen berikan kemarin. Waktu aku ingin keluar rumah. “Tok.. tok.. tok..” ada seorang tamu yang mengetuk pintu rumahku. Setelah aku buka pintu, ternyata itu Daffa sahabat kecilku. “Hari ini kamu liburkan?” kata Daffa. “Iya, aku hari ini libur dan aku ingin menyelesaikan project yang diberikan dosen kemarin” jawabku. “Baru mahasiswa baru saja sudah sibuk. Bagaimana kalau aku temani kamu membuat semua project. Kebetulan, project gambarku sudah jadi kemarin” ajak Daffa. “Baiklah jika kamu tidak keberatan. Apakah kamu punya usulan tentang tempat seni rupa di Jogja?” tanyaku. “Sepertinya aku punya ide”. “Dimana?”. “Bagaimana jika kita pergi ke Museum Nasional Jogja” saran Daffa. “Kedengarannya menarik, lebih menarik lagi jika kita kesana naik mobil barumu” rayu ku tentang mobil baru Daffa. “Nah itulah alasanku kenapa aku ingin mengajakmu keluar. Aku ingin kamu mencoba mobil baruku” jawab Daffa. Kami pun pergi berdua menuju museum. Indahnya cuaca hari ini. Matahari bersinar cerah dan daun-daun kering berjatuhan.
    Perjalanan untuk menuju museum memang cukup lama, tapi kami saling bercanda gurau supaya tidak merasa bosan. Akhirnya kita sampai di Museum Nasional Jogja. Aku segera mencari objek seni rupa untuk ku potret. Sementara Daffa, sedang sibuk mengamati lukisan tentang bangunan-bangunan kuno yang ada di museum.
    “Cepreeet...” aku sudah memotret objek seni rupa untuk project. Setelah lelah berkeliling museum. Daffa mengajakku untuk berkunjung ke Kafe Momento.
     Kami segera memesan makanan yang ada di kafe. Kurang lebih 15 menit, makanan dan minuman yang kami pesan sudah disajikan. Karna kami sangat lapar. Kami langsung saja menyambarnya.
    Setelah selesai makan, kami berkunjung di taman sekitar kafe.
    “Bagaimana pandanganmu tentang museum tadi?” tanyaku. “Sejarah Museum Nasional Jogja itu bagus. Karena itu adalah gedung bekas universitas. Kemudian para seniman-seniman besar Indonesia mengubahnya menjadi Museum Nasional Jogja” jelas Daffa panjang lebar. “Wah.. keren sekali ternyata”  puji ku.
    “Diffa .. ada yang mau aku berikan padamu. Tapi kamu harus janji untuk bisa menjaganya. Kamu harus menjaganya, seperti kamu menjaga persahabatan kita” kata Daffa. “Aku janji, aku akan selalu menjaga sesuatu yang kamu berikan seperti aku menjaga persahabatan kita” jawabku. Entah apa yang akan Daffa berikan padaku, tapi itu sangat membuatku penasaran. Dan ternyata, Daffa hanya memberiku kotak roti kecil. Dan di dalamnya ada donat rasa coklat kesukaanku, yang biasa Daffa berikan padaku. “Hei Daffa! kau ini jika ingin memberiku donat, apa perlu merangkai kata yang membuatku sangat penasaran akan isinya? Bukankah kau hampir setiap hari memberiku donat coklat?haha” canda ku. “iya iya.. aku memang hampir setiap hari memberimu donat, tapi baru kali ini kan aku memberimu donat hingga membuat kata-kata yang bisa membuatmu penasaran? Tapi donat coklat hari ini berbeda dengan semua donat yang pernah aku berikan padamu” jelas Daffa.
 Daripada aku bingung dengan perkataan Daffa, aku langsung saja ingin melahap donat coklat itu. Dan benar kata Daffa!, donat coklat ini berbeda dengan semua donat yang pernah ia berikan padaku. Ternyata, di bawah donat coklat itu terdapat cincin perak yang tercantum namaku. “Cincin siapa ini?” tanyaku heran.
“Apa kau tidak ingat dengan cincin itu?”
“Sepertinya aku pernah melihat cincin ini, dapatkah kau menjelaskan padaku tentang cincin ini?”
“Baiklah, akan ku jelaskan tentang cincin itu. Jadi waktu dirimu usia 6 tahun, ibuku memberimu cincin itu namun entah kenapa engkau malah melempar jauh-jauh cincin itu. Lalu, dengan cepat aku berlari mencari cincin yang telah kau lempar dan aku berhasil menemukannya kembali. Sudah ingatkah?” jelas Daffa.
   Akhirnya aku ingat dengan kejadian 13 tahun silam, aku menyebut cincin itu hal yang sangat menakutkan melebihi hantu. Entah mengapa aku bisa menyebutnya seperti itu. Cincin itu aku pakai di jari manisku di tangan sebelah kanan. Dulu, ibu Daffa memang sangat baik padaku dan keluargaku. Namun tuhan berkehendak lain, saat Daffa dan keluarganya sedang berlibur di Singapura. Tiba-tiba pesawat yang mereka tumpangi mendadak jatuh ke lautan dan terbakar. Beruntung Daffa bisa diselamatkan, karena waktu itu hanya Daffa saja korban yang masih selamat.
  Setelah dari cafe, kami memutuskan untuk pulang. Sial nya hari ini, ternyata jalanan yang ingin kami lewati mendadak macet karena adanya iring-iringan pejabat negara yang melewati jalan raya itu. Akhirnya Daffa memutuskan untuk melewati jalan tembus. Ternyata jalan tembus ini sangat sepi, mungkin karena jalannya hanya muat untuk satu mobil atau mungkin karena rawannya terjadi perampokan di jalan ini. Ketika aku melihat kerumunan orang yang ada di tengah jalan, aku sangat khawatir jika itu kerumunan perampok. Dan ternyata itu benar-benar para perampok yang biasa berkumpul di jalan ini. Sudah berkali-kali Daffa mengklakson mereka dan memberikan aba-aba bahwa kami ingin melewati jalan ini. Namun apa daya? Mereka hanya melihat kami dengan tatapan sinis. Keringat terus saja bercucuran di tubuhku, apalagi para perampok itu sekarang sudah mengelilingi mobil Daffa. Tanpa berpikir panjang, Daffa langsung membuka pintu mobil dan mencoba berbincang dengan para perampok. Entah apa yang mereka bicarakan, tiba-tiba salah seorang perampok mengeluarkan pisau yang sangat tajam dan ingin menyerang Daffa dari belakang. Beruntung sekali, dari kecil Daffa sudah belajar ilmu bela diri dan sudah bisa dikatakan mahir. Dengan cekatan Daffa mampu melumpuhkan semua perampok yang ada di jalan ini. Tapi, seorang perampok yang membawa pisau tadi tidak kehabisan akal. Dia malah menyesatkan pisaunya ke tangan Daffa dengan sukses, setelah pisau terkena tangan Daffa. Kerumunan perampok itu langsung berlari sebelum para polisi mengetahui aksi mereka.
   Darah terus saja bercucuran dari tangan Daffa. Dokter segera menolong Daffa. Wajah Daffa sangat pucat dan bibir Daffa sudah sangat membiru. Beruntung aku bisa mengendarai mobil dan tahu jalan menuju rumah sakit terdekat. Akhirnya dokter keluar dari ruangan dan berkata padaku. “Teman anda sangat banyak mengeluarkan darah, dan dia sangat butuh sekali sumbangan darah. namun sayang, saat ini belum ada stok darah golongan A tolong hubungi keluarga terdekat agar korban bisa diselamatkan” jelas dokter. Ya Tuhan.. bagaimana ini?. “Dokter, cepat siapkan alat-alat untuk donor darah. Kebetulan golongan darah saya sama dengan golongan darah Daffa” jawabku. Oh Tuhan.. aku berserah kepadamu, selamatkan Daffa panjangkan umur dia Tuhan. Setelah beberapa menit, pendonoran darah selesai. Karena sudah 4x donor darah, aku menjadi sudah terbiasa. Dan aku memutuskan pergi ke ruangan Daffa dirawat. Ternyata Daffa masih terlihat lemas dan belum siuman. Aku masih saja mengingat-ingat kejadian saat di jalan tembus tadi.
  Akhirnya Daffa sudah sadar, dan dia mengucapkan terima kasih padaku. Aku membalasnya dengan senyuman. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah..
 “Tetap semangat  Arsitekku! Berjanjilah untuk membuatkan rumah untukku!”
 “Tentu Diffa. Teruslah menyinariku dengan semua kebaikan hatimu!” jawab Daffa.
 “Siap kapten!” jawabku penuh semangat. Semoga kami bisa saling melengkapi satu sama lain dan bisa menjaga hubungan ini sampai ajal memisahkan kami. Amiin :)

Saturday 13 September 2014

Jenis-Jenis Fotografi

AYO !! Cari Tahu Jenis Fotografi mu Disini !
1. Landscape Fotografi
Jika kamu mencintai fotografi dan memiliki kecenderungan untuk melihat-lihat pemandangan indah yang ada di sekitar kamu atau traveling ke tempat-tempat yang indah kemudian mengabadikan foto alam tersebut. kamu pasti tertarik dengan landscape fotografi. Landscape fotografi banyak dicari oleh rumah media. Kamu dapat menemukan karya-karya landscape foto yang keren di “National Geographic”

2. Wildlife Fotografi
Genre fotografi yang berfokus pada hewan dan habitat alami mereka disebut fotografi satwa liar. Perilaku hewan di alam liar juga merupakan objek bagi wildlife photography. sebagian foto-foto ini dicetak dalam jurnal dan pemeran. Banyak orang berlatih jenis fotografi ini. Namun bukan hal yang mudah karena selain kamera yang canggih, lensa yang bagus, senter yang kuat, kamu juga membutuhkan kesabaran ekstra untuk membidik foto yang menawan.

3. Aerial Fotografi (Foto Udara)
Aerial fotografi adalah jenis fotografi di mana foto diambil dari udara dengan menggunakan pesawat, balon udara, parasut atau diambil dari atas gedung pencakar langit. Foto-foto ini memberikan tampilan yang lebih besar dari subjek dan latar belakang.

4. Sports Fotografi
Ini genre fotografi mengkhususkan diri dalam menangkap momen yang menentukan dalam sebuah acara olahraga.Fotografi oelahraga adalah salah satu jenis fotografi yang sulit, karena membutuhkan banyak latihan dan peralatan yang memadahi.

5. Potrait Fotografi
Salah satu jenis fotografi dengan umur paling tua adalah fotografi potrait. Fotografi potrait adalah segala hal mengenai menangkap suasana hati seseorang dengan penakanan ekspresi. Jenis ini tidak perlu menggunakan model profesional, bisa memotret anggota keluarga. Ada banyak cara untuk membuat hasil foto potrait yang menajubkan.

6. Architectural Fotografi
Fotografi arsitektur adalah fotografi yang berkaitan dengan mengambil foto sebuah struktur rumah atau bangunan dari sudut yang berbeda. Tujuan utama dari fotografi arsitektur adalah untuk menciptakan dampak positif pada pembeli potensial real estate.

7. Wedding /Event Fotografi
Dapat dikatakan bahwa para fotografer pendatang baru memulai karirnya dengan berlatih memotret acara pernikahan atau event fotografi. Tapi hal ini bukan berati bahwa wedding photography tidak memerlukan keterampilan apapun. Apabila sudah terjun dalam wedding fotografi maka harus memiliki kecakapan yang baik soal editing.

8. Fashion Fotografi
Fotografi fashion ialah memotret model dengan pencahayaan yang glamour dan juga selain model fotografer memotret item fashion seperti tas, baju, sepatu, aksesoris, atau make up. Fotografi jenis ini biasanya banyak digunakan dalam dunia periklanan dan majalah fashion.

9. Macro Fotografi
Fotografi makro adalah jenis fotografi di mana gambar dibidik dengan kisaran lebih dekat untuk menampilkan rincian materi subjek yang ingin ditonjolkan. Subyek yang menarik dari fotografi makro adalah bunga, serangga, teksture dari sweater, atau keranjang.

10) Baby/Family Fotografi
Fotografi Bayi / keluarga adalah jenis fotografi lain yang populer. Fotografi Bayi / keluarga dilakukan ketika keluarga biasanya baru saja mendapatkan bayi yang baru lahir. Ekspresi berbeda bayi bersama dengan anggota keluarga yang dibidik dalam fotografi jenis ini. Seluruh keluarga datang bersama-sama untuk membekukan satu sesi pemotretan yang dapat dilakukan secara indoor atau outdoor.
 

Only My Note's Template by Ipietoon Cute Blog Design